Minggu, 11 Januari 2009

Durian

Oleh: Naroh
PENANGANAN HASIL BUAH DURIAN

Tanaman durian merupakan salah satu komoditi unggulan buah-buahan di Indonesia, tanaman ini mempunyai ciri yang khas yaitu aroma yang harum dan rasa yang sangat manis, sehingga tanaman ini mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Peluang bisnis durian sangat bagus. Untuk pasar luar negeri pada tahun 1983-1987 dikirim ke negara Taiwan, Singapura, Malaysia dan Hongkong. Dan pada tahun 1989 permintaan meningkat ke negara Prancis, Belanda, Brunei, Australia, Saudi Arabia dan Jepang. Bahkan pada tahun 1999 di Jepang harga durian dapat mencapai 10.000 yen (Rp 700.000,-). Peluang pasar di Indonesia juga sangat bagus, harga durian berkualitas dapat mencapai Rp 30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian dipasaran dan kualitasnya biasa-biasa saja mencapai Rp. 15.000,-/buah.
Untuk menghasilkan produk buah durian yang dapat bersaing di pasaran maka perlu suatu usaha penanganan hasil selepas panen. Penanganan hasil buah durian dimulai dari tingkat petani, pedagang pengumpul, pedagang kaki lima/pengecer sampai ke tingkat swalayan/supermarket.
1.Penanganan Hasil di Tingkat Petani
Penanganan hasil yang biasa dilakukan oleh petani dimulai dari penentuan saat panen, cara panen dan pengumpulan.
a.Penentuan saat panen
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari biasanya petani sudah mulai melakukan pemetikan buah/panen. Petani memetik buah yang sudah kelihatan tua saja, yaitu berdasarkan umur dari buah tersebut dihitung dari mulai tanaman berbunga.
b.Cara panen
Pada umumnya cara panen yang sering dilakukan petani adalah dengan memanjat tanaman, kemudian memotong tangkai buahnya. Untuk menghindari rusaknya buah durian hasil panen karena jatuh ke tanah pada tanaman yang sangat tinggi, biasanya petani menggunakan alat bantu berupa tali yang dikerek. Buah durian yang sudah dipetik diikat tangkainya, kemudian dikerek oleh orang yang ada dibawah (seperti orang menurunkan bendera pada saat upacara).
c.Pengumpulan
Setelah durian dipetik penanganan selanjutnya yaitu pengumpulan. Setelah buah dibersihkan dari tanah atau kotoran yang menempel maka buah dikumpulkan di suatu tempat yang teduh, kemudian dipisahkan buah yang rusak dan terkena serangan hama dan penyakit, selanjutnya dijual ke pedagang pengumpul atau langsung dijual sendiri. Untuk buah yang belum terlalu tua biasanya petani melakukan penyimpanan terlebih dahulu yaitu dengan mengumpulkan buah di gudang.

2.Penanganan Hasil di Tingkat Pedagang Pengumpul
Selain petani, pedagang pengumpul merupakan aktor yang menentukan baik buruknya buah yang beredar di pasaran, karena selama ini biasanya petani sering menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul tersebut. Di tingkat pedagang pengumpul penanganan hasil yang umum dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a.Pengangkutan
Buah durian yang berasal dari petani diangkut dengan menggunakan mobil bak terbuka dengan cara menumpuknya, alas dari bak mobil tersebut biasanya diberi jerami dengan tujuan untuk menekan terjadinya kerusakan buah akibat bergesekan dengan bak mobil.
b.Sortasi dan Grading
Setelah buah sampai ditempat, penanganan selanjutnya yang dilakukan pedagang pengumpul yaitu sortasi dan grading. Sortasi yaitu memisahkan buah yang rusak akibat pengangkutan dengan buah yang baik, sedangkan grading atau pengkelasan yaitu memisahkan buah berdasarkan ukuran buah, kultivar buah dan tingkat kematangan buah serta tingkat kesehatan buah. 

c.Penyimpanan 
Untuk buah yang tidak langsung dipasarkan biasanya pedagang pengumpul menyimpan buah di gudang yang sirkulasi udaranya baik sampai buah siap untuk dipasarkan.
d.Pengemasan 
Untuk pemasaran selanjutnya khususnya untuk pemasaran jarak jauh, untuk menghindari terjadinya kerusakan buah yang tinggi, pedagang pengumpul biasanya mengemas buah durian dalam kotak yang terbuat dari kayu yang dibuat jarang-jarang, sehingga sirkulasi udara baik. Akan tetapi untuk pengangkutan jarak dekat biasanya hanya dengan menggunakan mobil bak terbuka kemudian duriannya ditumpuk.

3.Penanganan Hasil di Tingkat Pedagang Kaki Lima/Pengecer
Sebagaimana diketahui bahwa yang disebut dengan pedagang kaki lima adalah pedagang yang biasa menjajakan barang dagangannya di pinggir jalan. Maka di tingkat pedagang kaki lima penanganan yang dilakukan hanya sebatas penanganan pada saat penjualan buah durian tersebut. Penanganan yang dilakukan adalah dengan membuat saung-saung, kemudian untuk menarik minat pembeli biasanya ada durian yang digantungkan. Selain itu ada juga yang membuat rak-rak dari kayu kemudian buah durian ditata, dan biasanya tiap tahapan rak menjadi pembeda dari harga durian yang dijual. Khsusnya untuk wilayah DIY yang sering kita lihat, biasanya durian dijual pada malam hari dengan cara buah dihamparkan pada terpal sehingga pembeli dapat leuasa memilih buah durian sesuai dengan yang diinginkan

4.Penanganan Hasil di Tingkat Swalayan/Supermarket
Di pasar swalayan atau supermarket akan jarang sekali kita jumpai buah durian yang dijual masih dalam keadaan utuh, umumnya di supermarket durian yang dijual adalah daging buahnya saja yang sudah dikemas. Daging buah dikemas dalam Cup steroform dan dibungkus dengan plastik Poly Ethylene dan disimpan ditempat pendingin dengan suhu yang telah ditentukan.



























ANALISIS

1.Penanganan Hasil di Tingkat Petani
Sebenarnya penanganan hasil yang telah dilakukan petani selama ini cukup baik, akan tetapi masih perlu lagi adanya perbaikan-perbaikan menyangkut :
a.Penentuan saat panen
Pada penentuan saat panen sebaiknya petani tidak hanya berdasarkan umur dari buah tersebut, karena hal itu belum tentu menjamin tingkat ketuaan dan kematangan buah malahan akan menyebabkan terpetiknya buah yang belum tua sehingga dapat menurunkan harga buah.  
Selain berdasarkan umur buah durian juga mempunyai kriteria khusus untuk buah yang sudah matang dan hal ini perlu dipetrhatiakn oleh petani. Kriteria tersebut adalah umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya. Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Panen diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah. 
b.Cara panen
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh.
Untuk buah durian yang dipetik dengan menggunakan pisau yang tajam, petani harus memperhatikan tangkai buah yang dipotong. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya. Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan asam.
c.Pengumpulan
Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, sebaiknya pada saat pengumpulan petani juga melakukan sortasi dan grading sehingga akan diperoleh harga yang berbeda-beda dan menguntungkan petani.

2.Penanganan Hasil di Tingkat Pedagang Pengumpul
a.Pengangkutan
Untuk menghindari tingginya tingkat kerusakan buah, maka pedagang pengumpul perlu memperhatikan jarak dan waktu pengangkutan. Untuk jarak yang jauh dan dalam skala besar sebaiknya alat pengangkutan yang digunakan harus seimbang yaitu dengan menggunakan truk. Guna mengantisipasi turunnya hujan dan teriknya sinar matahari pada saat pengangkutan, maka sebaiknya buah ditutup dengan menggunakan terpal. Waktu yang baik untuk pengangkutan adalah pada malam hari.
b.Sortasi dan Grading
Pedagang pengumpul harus harus selektif dalam melakukan sortasi dan grading, hal ini berpengaruh terhadap kualitas buah. Buah yang sudah rusak dan terkena serangan hama/penyakit harus dipisahkan dari buah yang baik.
Khusus untuk buah durian yang akan diekspor, pedagang pengumpul harus memperhatikan klasifikasi kualitas/mutu buah durian.
Buah durian diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu, yaitu Mutu I, Mutu II dan Mutu III.
Kerusakan: mutu I = tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu II = tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu III = tidak ada (bebas penyakit dan serangga). 
Cacat: mutu I = tidak ada; mutu II = ada; mutu III = ada. Rasa dan aroma: mutu I = baik sesuai kultivar; mutu II = baik sesuai kultivar; mutu III = baik sesuai kultivar. 
Kekerasan daging: mutu I = keras/sedang; mutu II = keras/sedang; mutu III = keras/sedang. 
Kesegaran buah: mutu I = segar; mutu II= segar; mutu III = segar. 
Warna daging buah: mutu I = sesuai kultivar/kuning; mutu II = sesuai kultivar/kuning; mutu III = sesuai kultivar/kuning. 
Kesegaman Kultivar: mutu I = seragam; mutu II = seragam; mutu III = seragam. 
Perbandingan berat dengan biji: mutu I >2; mutu II >1; mutu III = boleh < 1. 
c.Penyimpanan
Sebelum disimpan sebaiknya buah durian diberi perlakuan penanganan. Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar kotoran yang menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yang telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang yang cukup mendatangkan penerangan. 
Di tempat penyimpanan sebaiknya setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat dengan warna tertentu untuk menunjukkan kebun asal dan kultivar dar durian tersebut.
d.Pengemasan
Untuk pengemasan yang dilakukan pedagang pengumpul selama ini sudah cukup baik, akan tetapi untuk buah durian yang akan diekspor pedagang pengumpul harus memberikan perlakuan khusus sehingga buah durian dapat diterima di pasaran luar negri.
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik berisi satu butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal 3 mm. Setiap bungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat plastik) tebal yang tidak mudah robek jika terkena gesekan. Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau, sehingga tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat sampai keluar.
Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke tempat yang jauh, maka dapat dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh petani Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40 menit dengan suhu 40oC di bawah nol. Setelah itu, buah durian dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan dalam kamar pendingin dengan suhu 18 derajat C di bawah nol.

3.Penanganan Hasil di Tingkat Pedagang Kaki Lima/Pengecer
Hal yang perlu diperhatikan oleh pedagang kaki lima adalah mengenai peletakan buah pada saat dijual. Sebaiknya buah dijajakan dengan diberi alas karung atau terpal, sehingga buah tetap terjaga kebersihannya dan terhindar dari kerusakan. Selain itu sebaiknya sebelum dijajakan terlebih dahulu dilakukan sortasi dan grading untuk menentukan nilai jual.

4.Penanganan Hasil di Tingkat Swalayan/Supermarket
Penanganan yang dilakukan swalayan sudah sangat bagus, hanya saja harus diperhatikan betul-betul suhu pendingin tempat penyimpanan daging buah durian yang sudah dikemas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar