Minggu, 11 Januari 2009

Penanganan Hasil

PENANGANAN HASIL TANAMAN SEDAP MALAM

Oleh : Naroh

Tanaman sedap malam merupakan salah satu jenis tanaman hias yang sudah lama dikenal dan telah banyak dibudidayakan di Indonesia, baik dalam skala kecil maupun skala yang lebih besar. Tanaman ini mempunyai nilai ekonomis yang cukup baik, karena mempunyai beberapa keguanaan diantaranya sebagai tanaman hias dalam bentuk bunga potong, untuk bahan kosmetik dan lain sebagainya.

Sebagaiamana pada umumnya tanaman yang dimanfaatkan bunganya, maka perlu suatu upaya penanganan khusus yang dapat menjaga kualitas dari bunga yang dihasilkan. Untuk tanaman sedap malam usaha penanganan yang biasa dilakukan dimulai dari penentuan waktu panen, cara panen, dan penanganan hasil panen.

1.Penentuan Waktu Panen
Penentuan waktu panen ini sangat perlu dilakukan untuk menjaga kualitas bunga yang dihasilkan, karena dengan penentuan waktu panen yang salah dapat menyebabkan turunnya kualitas dari bunga tersebut. Tanaman sedap malam pada umumnya dipanen setelah berumur 9 bulan, atau setelah tumbuh bunga dan bunga tersebut sudah mekar 3 – 5 buah. Tanaman dipanen pada waktu pagi hari atau sore hari, dengan tujuan untuk mengurangi terjadinya penguapan, sehingga bunga yang dihasilkan tidak layu dan tetap segar.
2.Cara Panen
Untuk menjaga keutuhan dan kesegaran bunga yang dihasilkan , maka perlu diperhatikan cara panen yang baik, yaitu dengan menggunakan pisau atau gunting setek yang tajam, tangkai bunga dipotong dengan posisi miring. Tujuan dari pemotongan secara miring adalah selain untuk estetika juga untuk memperluas permukaan bawah batang sehingga apabila bunga tersebut ditaruh diember yang berisi air, penyerapan terhadap air dapat berjalan optimal sehingga bunga menjadi tetap segar.

3.Penanganan hasil panen
Setelah tanaman sedap malam dipanen, maka perlu dilakukan upaya penanganan sebelum bunga tersebut dipasarkan. Berikut akan diuraikan cara-cara penanganan hasil tanaman sedap malam yang biasa dilakukan oleh petani.
a.Apabila tanaman dipanen pada sore hari dan akan dipasarkan pada pagi harinya, untuk menjaga kesegaran bunga biasanya bunga potong sedap malam ditaruh secara tegak didalam ember yang berisi air dan sudah dicampur dengan larutan gula.
b.Apabila hasil panen akan dipasarkan upaya yang dilakukan biasanya bunga potong diikat menjadi beberapa ikatan, kemudian bagian bunganya dibungkus dengan menggunakan daun pisang yang masih segar. Selain dengan menggunakan daun pisang biasanya petani menggunakan juga kapas yang sudah dibasahi untuk membungkus bunga tersebut.  

Dengan penanganan hasil sebagaimana tersebut diatas diharapkan dapat menjaga kualitas dari tanaman sedap malam yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani dan keluarganya.













PENANGANAN HASIL TANAMAN DURIAN
DI TINGKAT PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)
Oleh : Ervan Elfian, Farid Nursoba, Heriyanto

Tanaman durian merupakan salah satu komoditi unggulan buah-buahan di Indonesia, tanaman ini mempunyai ciri yang khas yaitu aroma yang harum dan rasa yang sangat manis, sehingga tanaman ini mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Di pasaran perdagangan buah durian terdapat dari mulai pedagang eceran, pedagang kaki lima sampai swalayan. Untuk pedagang eceran atau pedagang kaki lima biasanya durian yang dijual adalah varietas lokal, sedangkan di Supermarket/swalayan biasanya durian impor.
Buah durian yang dijual pedagang kaki lima biasanya berasal dari petani yang menanam atau membudidayakan durian baik dibeli langsung maupun melalui pedagang perantara yang dalam hal ini biasanya tengkulak.
  Penanganan hasil buah durian yang dilakukan pedagang kaki lima khususnya yang membeli langsung dari petani ataupun memetik dari kebunnya sendriri biasanya hampir sama, yaitu terdiri dari beberapa tahapan :
1.Penanganan hasil selepas panen 
Untuk memperoleh kualitas buah yang baik penentuan saat panen merupakan salah satu kunci yang harus diperhatikan, biasanya kalau buah terlalu muda akan menyebabkan kualitas buah menurun. Penentuan waktu panen dan cara pemanenan yang umumnya sering dilakukan oleh pedagang kaki lima dan petani adalah :
a.Membiarkan durian sampai benar-benar matang di pohon, karena durian yang matang di pohon akan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi. Untuk menghindari agar durian saat matang tidak jatuh/gugur ke tanah, biasanya petani mengikat batang buah dengan menggunakan tali dalam keadaan tetap tergantung, sehingga begitu buah matang tidak akan jatuh tetapi akan tetap tergantung dengan bantuan tali.
b.Memetik durian pada saat buah sudah tua, kemudian buah dimasukkan kedalam gudang dan kemdian dilakukan pemeraman, biasanya dengan menggunakan karbit, dan lain-lain.
2.Penanganan hasil pada saat pengangkutan
Setelah buah selesai dipetik ataupun diperam, buah biasanya langsung diangkut untuk dijual/dijajakn di pinggir jalan. Penanganan yang dilakukan pada saat pengangkutan adalah buah dimasukkan kedalam keranjang-keranjang besar secara disusun ataupun ditumpuk, kemudian diangkut dengan menggunakan mobil bak terbuka. Selain itu apabila buah yang akan dijual sangat banyak, biasanya buah tidak dimasukkan ke keranjang, melainkan langsung ditaruh di bak mobil secara ditumpuk.
3.Penanganan hasil pada saat penjualan
Sebagaimana diketahui bahwa yang disebut dengan pedagang kaki lima adalah pedagang yang biasa menjajakan barang dagangannya di pinggir jalan. Untuk pedagang kaki lima buah durian, penanganan yang dilakukan pada saat penjualan adalah dengan membuat saung-saung, kemudian untuk menarik minat pembeli biasanya ada durian yang digantungkan. Selain itu ada juga yang membuat rak-rak dari kayu kemudian buah durian ditata, dan biasanya tiap tahapan rak menjadi pembeda dari harga durian yang dijual. Khsusn yauntuk wilayah DIY yang sering kita lihat, biasanya durian dijual pada malam hari dengan cara buah dihamparkan pada terpal sehingga pembeli dapat leuasa memilih buah durian sesuai dengan yang diinginkan.









Klasifikasi MUTU BUAH
Oleh : Ervan Elfian, Farid Nursoba, Heriyanto

klasifikasi mutu pada buah-buahan sebenarnya dilakukan untuk memproleh nilai tambah karena buah-buahan dapat dijual dengan harga yang yang sama tergantung pada kelasnya masing-masing.
Klasifikasi mutu buah sangat diperlukan untuk menggolongkan buah sesuai dengan ukuran dan ada tidaknya cacat. Klasifikasi mutu atau grading adalah klasifikasi komoditi kedalam kelompok menurut standar yang secara komersial dapat diterima.
Tujuan dari dilakukannya klasifikasi buah adalah sebagai berikut :
1.Mendapatkan buah yang mempunyai keseragaman baik dalam ukuran maupun kualitas.
2.Mempermudah penyusunan didalam kemasan.
3.Mendapatkan harga yang tinggi di pasaran.
4.Mempermudah penghitungan.
5.Mempermudah pembeli untuk mendapatkan buah seperti yang diinginkan dan juga merupakan upaya perlindungan konsumen.
mutu buah untuk pasar lokal, pasar swalayan dan untuk pasar ekspor tidak sama. Mutu buah ekspor harus baik dan standar yang diinginkan umumnya telah ditentukan oleh negara tujuan. Standar ini bisa berlainan untuk setiap negara.
Berikut akan disajikan tabel standar mutu buah yang dikeluarkan oleh Depertemen Perdagangan :

Jenis Buah
No. Standar
Kelas
Berat (g/buah)
Alpukat
SP 143-1981
Besar
Sedang
Kecil
451 – 550
351 – 450
230 – 350

Jeruk Keprok
SP 140 – 1981
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas D
>7,1 atau > 151
6,10 atau 101 – 150
5,1 atau 51 – 100
4 – 5 atau < 50

Mangga Arumanis
SP 139 – 1981
Besar
Sedang
Kecil
Sangat Kecil
>400
300 – 400
300 – 449
250 – 399

Mangga Golek

Besar
Sedang
Kecil
Sangat Kecil
>500
450 – 500
400 – 449
350 – 399

Mangga Gedong

Besar
Sedang
Kecil
Sangat Kecil
>250
200 – 250
150 – 199
100 – 149

Mangga Manalagi

Besar
Sedang
Kecil
Sangat Kecil
>400
350 – 400
300 – 349
250 – 299

Salak

Besar
Sedang
Kecil
>61
33 – 60
< 32


Standar mutu buah lokal yang ditetapkan berdasarkan daerah asal oleh para pedagang dapat dilihat pada tabel berikut, sebagai contoh diambil standar mutu pada buah jeruk.

Daerah Asal
Grade
Jumlah Buah/Kg
Bali
AA
AB
C
7 – 8
9 – 10
12 – 15

Madura dan Malang
A
AB
C
6 – 7
8 – 10
12 – 15

Tawangmangu
Ponorogo
Kedu
Bom
Besar
Atom
Spesial 
5 – 6
8 -9
10 – 12
15
Pekalongan
Sukoharjo
A
B
Atom
Spesial
5 – 7
8 – 9
10 -12
15

Palembang
Tanjang Karang
Asli
O
Polos
6 – 7
9 – 10
12 – 15 

Pontianak
A
AB
C1 dan C2
6 – 7
7 – 8
12 – 16 

Selain berdasarkan hal tersebut diatas (bobot buah) klasifikai mutu buah biasanya juga dibedakan berdasarkan ukuran, kemulusan dan tingkat kematangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar