Sabtu, 10 Januari 2009

Pengendalian Penyakit Patek (Antraknosa)

BAB I.
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata, moluska. Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman, disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Sehingga tidak heran kalau pada musim hujan dunia pertanian banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman sperti penyakit kresek dan blas pada padi, antraknosa cabai dan sebagainya. Sementara pada musim kemarau banyak masalah hama penggerek batang padi, hama belalang kembara, serta thrips maupun patek pada cabai.

B.Tujuan
1.Untuk mengetahui informasi tentang penyakit patek (Antraknosa) pada tanaman cabai.
2.Untuk mengetahui pengendalian penyakit patek (Antraknosa) pada tanaman cabai.

C.Manfaat
1.Sebagai bahan tambahan mata kuliah Masalah Khusus di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.
2.Menambah pengetahuan mahasiswa tentang penyakit patek (antraknosa) serta pengendaliannya.
3.Sebagai bahan pertimbangan mahasiswa untuk kegiatan penyuluhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Studi Pustaka
Cabai berasal dari dunia baru (Meksiko, Amerika Tengah dan Pegunungan Andes di Amerika Selatan). Penyebab rasa pedas pada cabai adalah capsaicin yang bervariasi menurut varietas dan dipengaruhi iklim. Cuaca panas merangsang cabai menjadi lebih pedas.
Tanaman semak perennial berumur pendek, warna bunga tergantung spesies. Sistem perakarannya agak menyebar, daun hati berbentuk hati lonjong atau bulat telur dengan letak yang berselang-seling. Batang utamanya tegak dan berkayu pada pangkalnya, dengan tinggi tanaman 30-75 cm.
Bunga pertama muncul dari puncak sumbu utama dan untuk selanjutnya akan muncul ketiak daun. Warna mahkota bunga putih sampai ungu. Buah dapat berwarna hijau atau ungu (muda) dan merah, jingga atau kuning (tua). Bentuk buah bervariasi mulai dari linier, kerucut, bulat atau gabungan dengan posisi buah tegak, landai atau menggantung, tergantung kultivar.
Ada beberapa penyakit pada tanaman cabai diantaranya adalah penyakit Patek (Antraknosa) yang disebabkan oleh Colletotrichum capsici menyebabkan kerugian yang sangat besar baik didaerah tropis maupun subtropis (Agrios,1997). Pathogen Antraknosa dapat menyerang cabai mentah, cabai matang atau cabai yang sudah dipasarkan sehingga menyebabkan buah membusuk-kering dan tidak dapat dipasarkan (Martoredjo,1984)

BAB III
METODOLOGI

A.Waktu dan Tempat
Kegiatan penelusuran informasi tentang penyakit patek (Antraknosa) pada tanaman cabai akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 12 November 2008
Tempat : Balai Penelitian Tanaman Pangan Hortikultura (BPTPH)
Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
B.Peserta Kegiatan
Peserta dalam penelusuran informasi tentang penyakit patek (Antraknosa) pada tanaman cabai diikuti oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta semester VII kelompok I dengan jumlah 6 (enam) peserta.

C.Metode Pengambilan Data
Dalam penelusuran informasi tentang penyakit patek (Antraknosa) pada tanaman cabai data yang diperoleh yaitu data primer dengan metode yang digunakan yaitu ceramah kemudian dilanjutkan dengan diskusi

D.Materi
Dalam kegiatan ini materi yang akan ditelusuri di Balai Penelitian Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) yaitu sebagai berikut:
1.Tentang latar belakang penyakit Patek (Antraknosa)
2.Serangan penyakit patek (Antraknosa)
3.Cara pengendalian penyakit patek (Antraknosa)

BAB IV
HASIL KEGIATAN PRAKTEK DI BPTPH

Berdasarkan kegiatan penelusuran informasi penyakit patek (Antraknosa) yang telah dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) adalah sebagai berikut:
A.Materi Pokok
Penyakit Patek (antraknosa) pada tanaman cabai sangatlah sulit untuk dikendalikan apabila sudah menyerang, diantaranya disebabkan oleh benih yang kurang sehat.
Gejalanya ada dua macam yaitu:
1.Colletrotichum sp
Jamur ini menyerang pada bagian tengah buah cabai serta serangannya pada buah cabai yang tua.
2.Glocosporium sp
Sedangkan Glocosporium sp menyerang pada bagian ujung atau pucuk buah cabai serta serangannya pada buah cabai mudah maupun tua.
Dengan adanya penyakit tersebut pada tanaman cabai maka ada beberapa cara pengendalian yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Pengendalian Dengan Cara Penggunaan Benih Sehat
a.Cabai yang akan dijadikan benih harus berasal dari tanaman serta lingkungan yang sehat atau tidak terkena hama penyakit.
b.Buah cabai yang diambil bijinya harus berbentuk sempurna, tidak cacat, bebas hama penyakit dan umurnya cukup tua,
c.Cabai yang akan di jadikan benih berasal dari hasil panenan 3,4,5,6,7
d.Buah cabai yang diambil 1/3 dari buah cabai, tetap ditengan bagian buah cabai.
2.Faktor Penyebab Penyakit Patek (Antaknosa)
a.Penggunaan pupuk N yang terlalu banyak, menyebabkan tanaman menjadi rimbun dan kelembaban meningkat akhirnya timbul jamur. Dengan demikian pupuk N harus dikurangi.
b.Kelembaban iklim mikro, dimana kelembaban ini timbul akibat jarak tanam yang terlalu rapat serta pemangkasan yang tidak dilakukan.
c.Percikan air hujan atau air siraman yang mengenai buah cabai. Akibatnya buah cabai diselimuti air hujan atau air siraman tersebut menimbulkan jamur. Maka untuk pengendaliannya harus menggunakan MPHP atau penutup tanah.
3.Pengendalian Dengan Penggunaan Agen Hayati
a.Gliocladium sp
b.Thricoderma sp
c.Dapat juga menggunakan agen hayati yang bersifat endopit dimana agen hayati ini dapat masuk kedalam bagian tanaman serta dapat membunuh jamur dan bersosialisasi dengan tanaman iduk atau tanaman inang.
4.Fungisida

B.Materi Tambahan
Bagaimana sikap kita dan apa yang harus kita lakukan agar sistem pengendalian alami tetap berjalan?
a.Penggunaan bahan organik setiap melakukan budidaya
b.Introduksi musuh alami
c.Konservasi Musuh alami

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Dari hasil penelusuran informasi tentang penyakit patek (Antraknosa) pada tanaman cabai yang diperoleh di Balai Penelitian Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Penyebab penyakit patek (Antaraknosa) adalah cendawan yang hidup di dalam biji cabai.
2.Dengan Gejala yaitu adanya bercak kehitaman yang kemudian meluas menjadi busuk lunak.
3.Pengendaliannya dengan cara penggunaan Benih Sehat, Penggunaan Agen Hayati dan apabila belum juga dapat dikendalikan maka jalan terakhir menggunakan fungisida kimia.

B.Saran
Dengan adanya kegiatan ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut:
1.Perlu ditingkatkan pertemuan koordinasi antara instansi terkait (BPSB, BPTPH dll) dengan petani, agar petani memperoleh benih yang berkualitas.
2.Bagi petani agar dapat beralih ke pertanian organik.

DAFTAR PUSTAKA

Data Primer, 2008. Balai Penelitihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

http://jiunkpe.com/s1/info/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-26499081-4620-hortikultura-chapter5.pdf

http://jiunkpe.com/ns-s1-2004-26499081-4620-hortikultura.-chapter5.pdf.htm

2 komentar:

  1. mas cabe yg slalu di merahkan di daerah ku napa ya slalu kena antrak.trus ada ku lihat di ladang khusus pertanian kok ga kena antrak?mereka naruh seperti botol aqua di gantungkan diareal ladang mereka.nah aq mau nanya apa sih isi yg di botol itu???didalamnya ada seperti kapas yg udah di celup ama anti hama gitu.tolong kasih dung apa seh itu?n gunanya buat apa

    BalasHapus
  2. isi materinya ok,cuma maaf... terlalu silau bang tampletnya...trims

    BalasHapus