Sabtu, 10 Januari 2009

Pemanfaatan Limbah Pertanian

ACARA I
BUDIDAYA JAMUR MERANG

A.Tujuan Praktek
1.Mengetahui cara melakukan sistem budidaya pada jamur merang
2.Agar mahasiswa dapat melakukan budidaya jamur merang.

B.Waktu dan Tempat Kegiatan Praktek
Waktu pelaksanan praktek budidaya janur merang pada bulan November 2008 yang bertempatkan di lahan praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.

C.Tinjauan Pustaka
Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Jamur kancing dapat dikatakan merupakan kerabat terdekat dari jamur merang, hal tersebut karena bentuk umum dan sifat-sifat keduanya yang sangat mirip.
Dalam budidayanya, jamur merupakan tanman yang ditanam dengan temperatur, kelembapan dan ventilasi yang terkontrol. Pada budidaya jamur merang diperlukan lingkungan dengan temperatur ± 33 oC dan kelembapan ± 85%. Dalam sistem penanaman dikenal tiga sistem yaitu dengan papan, talang dan dengan kantong. Sistem talang digunakan untuk penanaman yang besar dan merupakan metode yang umum. Sistem kantung dapat dibuat dengan biaya yang terbatas dan menjadi semakin populer saat ini. Metode ini juga untuk mengeleminir masalah hama dan penyakit yaitu dengan memisahkan kantung yang terkontaminasi tersebut. Jamur ini dibudidayakan biasanya bisa dipanen setelah ± 10 hari, tetapi dapat lebih lama tergantung pada temperatur dan kelembapan lingkungan.
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan rumah kaca yang disebut kumbung. Jamur merang memilih jerami sebagai media utama. Media jamur merang yang berupa jerami padi yang sudah dikomposkan diletakan diatas rak di dalam kumbung. Budidaya jamur secara tradisional biasanya dilakukan di alam terbuka dengan hanya ditutup plastik.

D.Alat dan Bahan Praktek
Bahan:
1.Jerami padi
2.Kapur CaCO3
3.Dedak
4.Pupuk kandang
5.Limbah kapas
Alat:
1.Cangkul
2.Ember
3.Sabit

E.Langkah Kerja Dalam Praktek
1.Kumbung dibuat terlebih dahulu
2.Kompos dibuat terlebih dahulu dimana lapisan atas adalah kompos kapas dan lapisan bawah kompos jerami
3.Memasukan kompos
a.± 10 hari kompos jerami masuk kumbung, di tata setinggi ± 40 cm/rak
b.Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikomposkan selama 1 bulan
4.Tebar kapur di lantai kumbung
5.Pasteurisasi sampai suhu 70 o C pertahankan 5-8 jam
6.Lakukan penanaman setelah kumbung didiamkan selama 2 x 2 jam
7.Tanam bibit dengan cara alur log dihancurkan agar lembut dan bisa dibagi-bagi

F.Hasil Pengamatan Praktek
Dengan diadakanya praktek beberapa hari yang lalu maka diperoleh hasil kegiatan praktek sebagai berikut:
1.Setelah selama 1 minggu kumbung yang dibuat suhunya sudah terkontaminasi suhu luar.
2.Jamur yang ditanam tidak tumbuh disebabkan karena pupuk kompos yang dijadikan untuk media tanam sudah terlalu lama, sehingga kandungan haranya sudah berkurang.
3.Banyaknya biji-biji gulma yang tumbuh diatas media tanam.

G.Pembahasan
Pada praktek Jamur merang dibudidayakan didalam bangunan rumah plastic yang disebut kumbung. Pada budidaya jamur merang ini jerami sebagai media utama. Dimana media jamur merang yang berupa jerami padi yang sudah dikomposkan diletakan diatas rak yang terbuat dari bambu serta dibentuk sedemikian rupa didalam kumbung. Budidaya jamur merang secara tradisional biasanya dilakukan dialam terbuka dengan menggunakan plastic sebagai atap atu penutup.
Berdasarkan hasil pengamatan praktek yang telah dilakukan pada budidaya jamur merang dapat dilihat bahwa alat pasteurisasi tidaklah sesuai standart sehingga kumbung yang ingin diseterilkan hasilnya tidak optimal, sehingga dalam kumbung terdapat berbagai rumput – rumput berkembang setelah pasteurisasi.
Dalam penanaman jamur merang hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebelum penanaman media harus disiram terlebih dahulu bertujuan untuk melembabkan media tanam jamur merang. Sedangkan media yang digunakan dari kompos unsur hara yang terdapat belum bisa digunakan karena kompos tersebut sudah terlalu lama akibatnya hara suda berkurang.

H.Kesimpulan
Dengan didapatnya hasil pengamatan dan pembahasan diatas tentang budidaya jamur merang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.Pada media tanam yang digunakan pada budidaya jamur merang tidak 100% steril karena saat pasteurisasi dilaksanakan ada hambatan-hambatan yang terjadi akhirnya hasil pasteurisasi tidak sempurna.
2.Untuk mendapatkan hasil yang baik maka, perlu dilakukan perlakuan yang intensif serta terjaga dengan baik keadaan ruangan (kumbung).
3.Pada media yang digunakan untuk budidaya jamur merang sudah terlalu masak dimana kandungan haranya yang terdapat didalam kompos sudah berkurang.











ACARA II.
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS
(Pupuk Padat)

A.Tujuan
1.Agar mahasiswa mengetahui cara membuat pupuk kompos (pupuk padat).
2.Agar mahasiswa dapat melakukan pembuatan pupuk kompos (pupuk padat)

B.Waktu dan Tempat Kegiatan Praktek
Waktu pelaksanan praktek budidaya pembuatan pupuk kompos pada bulan desember 2008 yang bertempatkan di lahan praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.

C.Tinjauan Pustaka
Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan – bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme.
Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organic seperti tanaman, hewan atau limbah organik. Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologisnya. Penambahan kompos ke dalam tanah dapat memperbaiki struktur, tekstur, dan lapisan tanah, sehingga akan memperbaiki keadaan draenase, aerase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap air serta berguna untuk mengendalikan erosi tanah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya unsur hara dan mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan cara mendaur ulang limbah organik, seperti limbah dari kandang peternakan, kotoran manusia, sisa tanaman atau sisa pengolahan tanaman. Hasil daur limbah organik tersebut dikembalikan ke lahan baik secara langsung maupun secara diolah menjadi kompos atau difermentasikan. Dengan memanfaatkan pupuk organik, unsur hara dalam tanah bisa diperbaiki atau ditingkatkan.
D.Bahan dan Alat Praktek
Bahan Praktek
1.Sampah organic ( Daun – daun hijau, jerami, rumput, dll )
2.Pupuk kandang 200 Kg.
3.Urea 1 Kg.
4.TSP 1 Kg.
5.EM4
6.Kapur secukupnya
7.Gula 2 Kg.
8.Air
Alat Praktek
b.Cangkul / Sekop
c.Ember
d.Sabit / Parang
e.Terpal
f.Balok kayu untuk alas cacah
g.Gatul jari
h.Sprayer / gembor
E.Langkah Kerja Praktek
1.Sampah organik dipotong kecil – kecil / dicacah
2.Tempatkan bahan tersebut ditempat yang teduh terlindungi dari sinar matahari dan hujan dengan cara bersap – sap
3.Tiap sap diberi pupuk kandang, Urea, TSP, Kapur.
4.Membuat adonan cair dengan cara mencampurkan Bio Tan, gula pasir dan air sumur.
5.Tiap sap disemprotkan atau disiram dengan cairan mikro menggunakan sprayer atau gembor secara merata disusul ditaburi bekatul dipermukaan dengan merata. Ulangi dengan menambah ketinggian ditumpukkan tetapi dengan ukuran dan perlakuan yang sama dengan yang awal, kemudian ditutup rapat dengan plastik / karung goni / terpal
6.Hari ke – 7 penutupannya bisa dibuka dan diadakan pengadukan, setelah itu tutup kembali dengan terpal.
7.Setiap 4 hari sekali, media harus diaduk agar merata, ulangi terus proses pengadukan sampai hari ke – 28.
8.Hari ke-30 pupuk sudah jadi dan perlu kering anginkan terlebih dahulu.
9.Masukkan dalam karung dan simpan ditempat yang kering.

F.Hasil Pengamatan Praktek
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dilapangan maka diperoleh hasil bahwa:
1.Untuk mendapatkan kompos yang baik bahan baku harus di cincang
2.Penaburan dedak dan starter harus merata agar dekomposernya merata
3.Setelah dilakukan pembalikan tumpukan kompos pada beberapa hari sudah pemberian starter dapat terlihat bahwa bahan sudah mulai terurai.

G.Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dijelaskan bahwa Untuk mendapatkan hasil kompos yang baik bahan baku harus dicincang untuk dihaluskan karena dengan itu dalam hal pembalikan kita tidak akan kesulitan. Pupuk yang sedang dalam proses dekomposer harus lah diperhatikan suhunya karena kalau suhu terlalu tinggi maka mikroorganisme tidak dapat bekerja dengan optimal oleh karena itu perlu adanya pembalikan dan pembukan atau penutupan tumpukan kompos untuk menjaga suhu tetap setabil dan sesuai dengan yang diminta oleh mikroorganisme yang berperan dalam dekomposer.
Dimana kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan atau limbah organik. Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologisnya

H.Kesimpulan
Dengan didapatnya hasil pengamatan dan pembahasan diatas tentang pembuatan pupuk kompos (pupuk padat) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Kompos sangat banyak memberikan keuntungan, dapat menyediakan unsur hara terlengkap, serta memberikan kehidupan bagi musuh alami. Peranan kompos sangat penting bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologisnya.
2.Perlakuan pencincangan bahan baku yaitu rerumputan serta sejenisnya yang mana dilakukan untuk mempermudah dalam pembalikan dan mempermuda dalam penguraian nantinya.
3.Agar dekomposernya sempurna maka dilakukan penaburan dedak dan stater yang merata.
















ACARA III.
PEMBUATAN PUPUK CAIR

A.Tujuan Praktek
1.Agar mahasiswa mengetahui cara membuat pupuk cair.
2.Agar mahasiswa dapat melakukan pembuatan cair.

B.Waktu dan Tempat Kegiatan Praktek
Waktu pelaksanan praktek budidaya pembuatan pupuk kompos pada bulan desember 2008 yang bertempatkan di lahan praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.

C.Tinjauan Pustaka
Kelangkaan pupuk yang semakin mendesak petani, sehingga memaksa petani untuk memunculkan kreatifitas. Pupuk organik cair yang terbuat dari urine, merupakan terobosan untuk mengatasi permasalah kelangkaan pupuk. Pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5 %. Karena itu kandungan NPK pupuk organik cair relatif rendah.
Secara tradisional, petani telah banyak memanfaatkan pupuk organik cair dari urine hewan. Pada saat ini, telah beredar pupuk organik cair hasil pengolahan bioteknologi.
Pertanian organik sebagai pola pertanian yang mencoba untuk selaras dengan kaidah dan hukum alam menunjukkan perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu. Semakin hari menunjukkan perkembangan yang pesat.
Pada hakekatnya pembangunan pertanian adalah meningkatkan kualitas sumberdaya manusia/petani agar mampu memanfaatkan sumberdaya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki menuju pertanian yang tangguh, serta berwawasan lingkungan.
Pola dasar pembangunan pertanian yang ditempuh, menganut pada pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang dalam pelaksanaannya, pertanian yang tangguh dicerminkan pada empat aspek pembangunan pertanian yaitu petani yang mandiri, aparat pertanian yang professional, lembaga sosial ekonomi yang mendukung, serta sumberdaya alam yang tetap lestari.
Urine kelinci dapat dijadikan sebagai cairan pupuk organik yang sangat bermanfaat untuk tanaman. Penampungan urine dapat dilakukan dengan mennyediakan alas triplek berlapiskan plastik atau seng yang ditempatkan di bawah lantai kandang sehingga berfungsi sebagai talang yang mengalirkan urine ke tempat penampungan. Prinsip dasarnya starter bakteri EM4 ditambahkan dalam urine, dan agar bakteri dapat berkembang biak ditambahkan larutan gula pekat yang berfungsi sebagai sumber makanan dan energi bagi bakteri.

D.Bahan dan Alat Praktek
Bahan Praktek
1.Sereh
2.Jahe halus 1 Kg
3.Lengkuas halus 1 Kg
4.Kunyit halus 1 Kg
5.Air kencing kelinci 20 liter
6.Gula 0,5 Kg
7.Susu sapi murni 1 liter.

Alat Praktek
1.Drum plastik
2.Ember plastik
3.Sabit / Parang
4.Pengaduk
5.Balok kayu untuk alas cacah
6.Lumpung besi dan alu besi


E.Langkah Kerja Praktek
1.Sereh dipotong kecil – kecil / dicacah, lalu ditumbuk halus
2.Semua bahan dimasukkan kedalam tong / drum plastic
3.Aduk hingga rata
4.Tong / drum plastic ditutup rapat
5.Fermentasikan
6.Hari ke 7 penutupnya dibuka dan diadakan pengadukan, setelah itu tutup kembali.
7.Setiap 4 hari sekali, media harus diaduk agar merata, ulangi terus proses pengadukan sampai hari ke 14
8.Hari ke 15 pupuk cair sudah jadi
9.Disaring dan dimasukkan kedalam botol yang bersih dan disimpan ditempat yang kering.

F.Hasil Pengamatan Praktek
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dilapangan maka diperoleh hasil bahwa :
1.Pupuk cair dari urine bisa dipadukan dengan denga pestisida nabati dengan mencampur Sereh, Jahe halus, Lengkuas dan Kunyit.
2.Dilakukan pengadukan setiap 4 hari sekali supaya bakteri dapat melakukan permentasi dengan optimal
3.Pada saat Fermentasi pupuk cair tidak boleh terkena sinar mata hari secara langsung sehingga harus diletakan pada tempat yang lembap dan diletakan pada temapt yang lembab.

G.Pembahasan
Limbah pada urine kelinci dapat dijadikan sebagai cairan pupuk organik yang sangat bermanfaat untuk tanaman. Penampungan urine dapat dilakukan dengan mennyediakan alas triplek berlapiskan plastik atau seng yang ditempatkan di bawah lantai kandang sehingga berfungsi sebagai talang yang mengalirkan urine ke tempat penampungan.
Dari hasil kegiatan praktek pada pembuatan pupuk organik cair dapat dicampur Sereh, Jahe halus, Lengkuas dan Kunyit. Keguanannya agar pupuk juga dapat untuk mengendalikan berbagai hama tanaman, untuk mengoptimalkan frmentasi pupuk harus di aduk setiap 4 hari sekali dan tidak terkena sinar mata hari secar langsung.

H.Kesimpulan
Dengan didapatnya hasil pengamatan dan pembahasan diatas tentang pembuatan pupuk cair maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Untuk mendukung suatu kegiatan maka alat dan bahan praktek harus memadai karena sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapatkan.
2.Untuk mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik dan biologis maka dapat menggunakan pupuk organik cair.
3.Pada praktek pembuatan pupuk cair yang telah dilakukan dengan kombinasi bahan Sereh, Jahe halus, Lengkuas dan Kunyit sebagai pestisida nabati.
4.kegiatan pengadukan pada proses permentasi dilakukan selama 4 hari sekali agar hasil yang hasil dapat memuaskan.







DAFTAR PUSTAKA

Djuarnani Nan.2005, Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka .Jakarta.p74.

Hidayat Nur. 2007. Blanching, Pasteurisai dan Sterilisasi. Pengantar teknologi. Minggu 7. Ptp 2007. Wordpress.com

Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya ( P4S ) Mutiara di Desa Glagahsari, Kecamatan Umbulharjo, Kotamadya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar